Peraih IPK 3.93 ini mengungkapkan, Prasmul bukan hanya sekedar tempat untuk menempa wawasan. Lebih dari itu, disinilah ia menemukan teman-teman lintas budaya yang punya pandangan terbuka dan punya kemauan untuk maju.
“Dari SD sampai SMA, teman-teman sekolahku mayoritas punya agama dan ras yang sama. Pas masuk Prasmul, aku cukup amazed karena orangnya ga hanya diverse secara kultur, agama dan ras, namun punya pemikiran terbuka. Aku dikelilingi teman-teman yang memang punya niat untuk berhasil, pemikirannya inovatif dan koneksinya luas. Kerasa banget dari auranya,” papar pria yang punya passion di bidang Marketing ini.

Charles memandang, Prasmul mampu menghadirkan proses belajar yang komprehensif dan menunjang cita-cita mahasiswanya. “Mau jadi pebisnis atau profesional, semua dibekali ilmu yang lengkap, program beasiswa dan fasilitas yang menunjang.”
Menurutnya, Prasmul juga terkenal dalam menggiatkan mahasiswa untuk berorganisasi dan berkompetisi. Terbukti selama di Prasmul, Charles telah memenangkan lebih dari 10 kompetisi. Alumni Prasmul yang pernah menjabat sebagai kordinator acara di eventIndonesia Culture & Nationalism dan Ketua di Inetgrated Communication Club ini merasakan betul manfaat pengalaman berorganisasi dan berkompetisi selama di Prasmul.
“Organisasi akan mengajarkan bagaimana kita bisa berkolaborasi sama ratusan orang dalam satu kepanitiaan, mengembangakan kerjasama dan belajar memberi impact dari acara yang dijalankan. Dari segi kompetisi, kita dilatih untuk punya mental pemenang dan belajar untuk kalah juga. Itu yang di develop juga di Prasmul,” jawabnya.
Meski sudah gemilang di usia muda, sikap rendah hati dan ramah masih terus ia junjung dalam dirinya. Bukan tanpa alasan, karena alumnus Prasmul yang satu ini telah banyak menyaksikan orang yang gagal akibat tak memiliki manner yang baik.
Ia mengatakan “Bisa jadi, kita punya attitude yang buruk karena kita hanya bergaul dengan orang yang status sosialnya sama dengan kita.“ Ia menambahkan “Pesan untuk adik-adik Prasmulyan, jauhkan diri dari sifat sombong, harus pandai bergaul, tidak sering mengeluh dan selalu berusaha memberikan aura positif bagi banyak orang,” tutupnya.
Nah itu dia kisah Charles Tantiono, semoga banyak insight positif yang bisa diambil dari kisahnya ya. Artikel ceritaprasmul berikutnya akan membahas tentang Wakacao, ditunggu ya Prasmulyan!.