Barber Box: Berani Menantang Arus

Niat dan tekadnya cukup sederhana, Alumnus S1 Bisnis Prasmul ini ingin mengubah kultur masyarakat pada saat itu yang menganggap dunia pangkas rambut pria terkesan kurang baik secara estetika, higienitas dan servisnya. Emyr mengatakan “Awalnya kami berencana untuk mengubah pemikiran masyarakat tentang barbershop. Kami ingin membuat citra barbershopyang berkelas. Tempat modern, pelayanan berkualitas dan hargapun terjangkau,” Emyr juga peka terhadap perubahan yang terjadi, Ia merasa bahwa pria pun butuh memelihara penampilan. Hal tersebutlah yang meyakinkannya bahwa bisnis ini bukan usaha musiman “ Kalau dilihat dari core-nya, bisnis ini kan intinya usaha potong rambut. Resource-nya ga akan pernah habis dan semua orang butuh potong rambut. Ditambah lagi, sekarang pria juga ingin terlihat sharp di mata orang lain.”

Sehingga pada tahun 2012, Emyr bersama sepupunya Triputra Salim berhasil menghadirkan Barberbox, yaitu bisnis pangkas rambut yang berani mendobrak kultur dengan mengedepankan karakter modern gentleman, kualitas berkelas dan harga terjangkau. Balik ke zaman itu, bisnis barbershop masih didominasi oleh beberapa pemain lama dengan target market orang tua “2012 bisa dibilang belum memiliki competitor yang head to head, karena pemain lama targetnya berbeda. Kami beranikan diri untuk datang dengan konsep barbershop modern, mau grab pasar pangkas rambut untuk anak muda,” imbuhnya.

Banyak Belajar dan Mengajarkan

Berkat pembelajaran dari Prasmul, Emyr sangat memperhatikan branding dari bisnisnya. Ia belajar bahwa untuk memperkenalkan konsep the new generation of Barbershop kepada masyarakat awam memang perlu dorongan campaign yang strategis untuk menunjukan karakter Barberbox “Kami punya tagline ‘Where Man Turns Into Gentleman’, tagline tersebut kami turunkan dalam setiap kegiatan komunikasi di media sosial. Kami memberi insightkepada followers seperti how to be a gentleman, how to have a good manner,” Alumnus Prasmul ini menambahkan “Kami bahkan pernah membuat campaign gratis potong rambut bagi perempuan, simply because that’s how gentleman treat a woman.”

Suksesnya Barberbox membawa para pebisnis lainnya mulai membuka bentuk usaha sejenis. Meski demikian, Emyr dan Putra selalu mengarahkan The Box Team untuk tak gusar dengan meramainya persaingan. Mereka fokus melangkah lebih maju dari kompetitor, sehingga menginjak tahun ke 6 sudah ada 9 cabang Barberbox yang tersebar di Jawa, Bali dan Sumatera. Ditanya rahasia dalam mengekspansi bisnisnya, Emyr menjawab secara bijak “ Ini kerja tim yang selalu bekerja based on targets dan goals. Kami punya work ethic yang selalu dijaga, manajemen menpower di Barberbox dimaksimalkan untuk kerja produktif, efektif dan efisien. Semua tim kami kerja happy. Mungkin disitu kelebihannya.”

Niat dan tekadnya cukup sederhana, Alumnus S1 Bisnis Prasmul ini ingin mengubah kultur masyarakat pada saat itu yang menganggap dunia pangkas rambut pria terkesan kurang baik secara estetika, higienitas dan servisnya. Emyr mengatakan “Awalnya kami berencana untuk mengubah pemikiran masyarakat tentang barbershop. Kami ingin membuat citra barbershopyang berkelas. Tempat modern, pelayanan berkualitas dan hargapun terjangkau,” Emyr juga peka terhadap perubahan yang terjadi, Ia merasa bahwa pria pun butuh memelihara penampilan. Hal tersebutlah yang meyakinkannya bahwa bisnis ini bukan usaha musiman “ Kalau dilihat dari core-nya, bisnis ini kan intinya usaha potong rambut. Resource-nya ga akan pernah habis dan semua orang butuh potong rambut. Ditambah lagi, sekarang pria juga ingin terlihat sharp di mata orang lain.”

Sehingga pada tahun 2012, Emyr bersama sepupunya Triputra Salim berhasil menghadirkan Barberbox, yaitu bisnis pangkas rambut yang berani mendobrak kultur dengan mengedepankan karakter modern gentleman, kualitas berkelas dan harga terjangkau. Balik ke zaman itu, bisnis barbershop masih didominasi oleh beberapa pemain lama dengan target market orang tua “2012 bisa dibilang belum memiliki competitor yang head to head, karena pemain lama targetnya berbeda. Kami beranikan diri untuk datang dengan konsep barbershop modern, mau grab pasar pangkas rambut untuk anak muda,” imbuhnya.

Banyak Belajar dan Mengajarkan

Berkat pembelajaran dari Prasmul, Emyr sangat memperhatikan branding dari bisnisnya. Ia belajar bahwa untuk memperkenalkan konsep the new generation of Barbershop kepada masyarakat awam memang perlu dorongan campaign yang strategis untuk menunjukan karakter Barberbox “Kami punya tagline ‘Where Man Turns Into Gentleman’, tagline tersebut kami turunkan dalam setiap kegiatan komunikasi di media sosial. Kami memberi insightkepada followers seperti how to be a gentleman, how to have a good manner,” Alumnus Prasmul ini menambahkan “Kami bahkan pernah membuat campaign gratis potong rambut bagi perempuan, simply because that’s how gentleman treat a woman.”

Suksesnya Barberbox membawa para pebisnis lainnya mulai membuka bentuk usaha sejenis. Meski demikian, Emyr dan Putra selalu mengarahkan The Box Team untuk tak gusar dengan meramainya persaingan. Mereka fokus melangkah lebih maju dari kompetitor, sehingga menginjak tahun ke 6 sudah ada 9 cabang Barberbox yang tersebar di Jawa, Bali dan Sumatera. Ditanya rahasia dalam mengekspansi bisnisnya, Emyr menjawab secara bijak “ Ini kerja tim yang selalu bekerja based on targets dan goals. Kami punya work ethic yang selalu dijaga, manajemen menpower di Barberbox dimaksimalkan untuk kerja produktif, efektif dan efisien. Semua tim kami kerja happy. Mungkin disitu kelebihannya.”

‘Where Man Turns Into Gentleman’, tagline tersebut kami turunkan dalam setiap kegiatan komunikasi di media sosial. Kami memberi insightkepada followers seperti how to be a gentleman, how to have a good manner

Dalam menjalankan Barberbox, Ia mengakui tak jarang salah langkah dan tak melulu untung. Namun, lagi-lagi berkat mengenyam 4 tahun perkuliahan di Prasmul, ia belajar apa makna berbisnis“ Di Prasmul kan banyak dihadapkan dengan proyek binis. Pada saat Business Project (BP) kebetulan bisnis saya ga jalan, disitu sempat drop karena modalnya juga lumayan. Dititik tersebut, saya mendapat wejangan dari Prof. Agus dimana beliau jelasin bahwa bisnis bukan cuma untung saja, gagal adalah part of business,” jelasnya. Ia sampai pada satu kesimpulan bahwa makna berbisnis adalah tentang belajar untuk menjaga bisnis tetap tumbuh dan bertahan, meskin dalam keadaan apapun.

Selain membekali timnya, Alumnus Prasmul yang satu ini tak lupa membekali dirinya dengan terus menggali ilmu. Dalam perbincangan di kantor Barberbox saat itu, Pria yang hobi membaca buku ini juga mengaku punya kebiasaan yang ia tekuni tiap hari “Setiap hari saya belajar lewat video orang — orang sukses, ga harus pebisnis, tetapi bisa tokoh inspiratif, motivator, bahkan pemuka agama. Dari situ, saya cocokkan ilmu dari tokoh tersebut dan value dalam diri saya,” Ia menambahkan “Bagi saya, belajar bisa dari siapa saja, bahkan dari orang gagal sekalipun. Karena menurut saya, kegagalan adalah pengalaman yang mahal dan selalu mengandung banyak pembelajaran didalamnya.”

Buah Kesuksesan

Perjalanan Emyr memang panjang. Dimulai dari mendirikan bisnis sambil kuliah, mengalami kegagalan dan belajar bangkit, hingga bersama-sama dengan The Box Team menggeser kultur pangkas rambut agar lebih ‘naik kelas’ yang akhirnya berbuah manis. Dan kini, barberhshop modern tumbuh menjadi kultur baru yang bertahan.

Dengan kegigihannya, Pria yang menginjak usia 25 tahun ini berhasil beberapa langkah dibanding pria seusianya. Kerja cerdasnya membawanya terpilih sebagai Top Ten Indonesia Youngster Inc. Student Entrepreneur Championship (IYISEC) oleh SWA Magazine tahun 2014.

Alumnus Prasmul ini juga berkesempatan membawa bisnisnya berkembang di beberapa kota,dengan cabang yang tersebar di Senopati, Kelapa Gading, Senayan, Bekasi, Bintaro, Bali, Padang Palembang dan Harmoni. Dari karyawan yang tadinya bisa dihitung jari, kini Barberbox juga sudah memiliki hampir 100 karyawan.

Selain pencapaian materil, kesuksesan Barberbox juga menarik untuk diulas berbagai media nasional, seperti masuk dalam tayangan Kick Andy Metro TV, Sindonews, Media Indonesia dan masih banyak lagi paparan Barberbox di media bergengsi tanah air.

Semua pasti ingin sukses seperti Emyr, tak perlu dengan jenis bisnis yang sama melainkan dengan hasrat, semangat dan kegigihan yang ia miliki. Pesan Emyr bagi juniornya di Prasmul “Start your business today, do what you love, do what you like, and always be passionate about it. Karena suatu hari ada momen dimana bisnis itu bisa turun bahkan rugi. Fokus untuk buat bisnis kamu grow and sustain instead of just stuck in money game.” Sebagai penutup, ia juga menambahkan ”Keep improving and don’t settle. Because there is always a better way to make your customer happy.”

Menarik bukan?Itulah kisah Emyr dan hasrat berbisnisnya yang sudah mengalir dalam darahnya. Setelah mengenal punggawa Barberbox, lebih seru kali ya kalau kita mengenal lebih dekat kelebihan fasilitas yang ditawarkan Barberbox. Tunggu ceritanya di artikel selanjutnya ya!